Story of Ninja...

Story of Ninja
Ninja atau Shinobi adalah seorang yang sangat terlatih dalam seni Ninjutsu (Seni pergerakan atau pertahanan sunyi) Jepang. Ninja dalam bahasa Jepang terbentuk dari dua suku kata, yaitu "Nin" yang artinya "menyusup atau tersembunyi" dan "Sha" artinya "orang", secara harfiah berarti "seseorang yang bergerak secara
rahasia", atau mungkin pada zaman sekarang mirip dengan agen rahasia (jadi ingat si James Bond).
Menurut sebagian pengamat Ninjutsu, keahlian seorang Ninja bukanlah untuk membunuh, akan tetapi lebih kepada tehnik penyusupan sedangkan membunuh disesuaikan kebutuhan misi. Layaknya "Samurai", Ninja juga mematuhi peraturan khas mereka sendiri yang disebut Ninpo, mereka juga memperoleh latihan khusus dan para ninja terorganisir secara rahasia, sehingga informasi mengenai keberadaan mereka bisa dikatakan misterius. Untuk Ninja wanita disebut Kunoichi, biasanya bekerja dengan menggunakan kefemininan mereka ketika melakukan pendekatan pada sang target, menggunakan manipulasi kejiwaan dan perang batin sebagai senjata mereka. Mereka bisa mendekati target dan membunuhnya tanpa jejak. Kunoichi memiliki misi yang berbeda dengan Ninja laki-laki. Mereka lebih sering dekat dengan target, sehingga mereka juga lebih sering menggunakan senjata jarak dekat seperti Metsubishi, Racun, Kodachi, tali, dan Tessen. Selain itu senjata-senjata tersebut juga praktis dibawa tanpa terlihat.

Pada abad ke-12, ketika para Samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang, dimana perang dan pertarungan memperebutkan kekuasaan semakin memanas terus terjadi. Informasi tentang aktivitas, strategi dan kekuatan lawan menjadi sangat penting. Oleh Daimyo (orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah) para Ninja dipanggil dan diterjunkan sebagai alat mata-mata maupun alat perang untuk mengumpulkan informasi, merusak, dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan, serta untuk memimpin pasukan penyerbuan di malam hari.
 
Para Ninja semakin dibutuhkan untuk tujuan tersebut, bisa dikatakan pada masa itu masa keemasan bagi para Ninja, mereka tetap aktif sampai pada zaman Edo (1600-1868). Pada zaman Edo, dimana kekuasaan mulai banyak mengalami perubahan dan pembenahan oleh pemerintah, sehingga kebutuhan akan jasa para Ninja sudah tidak diperlukan lagi. Kian tahun jumlah mereka (Ninja) kian berkurang dan clan-clan ninja tersebut mulai membaur menjadi masyarakat biasa, sebagian mengasingkan diri, namun bukan berarti mereka punah sama sekali. Mengenai ilmu, teknik, filosofi atau segala hal tentang ninja masih tetap diwariskan secara turun temurun hingga zaman sekarang ini, beberapa dari mereka masih ada, namun sudah tidak lagi seperti fungsi Ninja zaman dahulu.

Sejarah Panjang
Kemunculan Ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni "Nonuse" ke Jepang. Seni Nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya Ninja. Seni Nonuse atau seni bertindak diam-diam, adalah suatu praktek keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan informasi kepada orang-orang di pemerintahan. Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.

Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat Jepang mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu dengan lainnya dalam usaha menggulingkan kekaisaran. Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat.

Pada abad ke-16, Ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau clan di kota Iga atau Koga (Kisahnya banyak diangkat kedalam komik/manga, seperti manga Ninja Hatori vs Kibimaki), salah satu clan yang terkuat dan paling ditakuti yaitu clan Uzu (clan Uzumaki Naruto diambil dari nama clan ini). Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan intelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di Jepang. Berdasarkan hal itu, masing-masing clan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya saja. Ilmu beladiri yang kemudian dikenal dengan nama Ninjutsu, adalah ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi. Menurut para ahli sejarah, hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi filsafat bushido, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.

Namun, ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan, bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari Cina ke Jepang. Hal ini terjadi, karena runtuhnya dinasti Tang dan adanya pergolakan politik, sehingga, banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke Jepang. Sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit, dan biksu. Mereka menetap di provinsi Iga, di tengah pulau Honshu. Jendral tersebut, antara lain : Cho Gyokko dan Ikai Cho Busho yang kemudian  membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional. Semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat yang akhirnya membentuk ilmu yang bernama Ninjutsu.

Di sisi lain ajaran ninpo memberi petunjuk, bahwa salah satu tujuan Ninjutsu (yang hobi dengan Naruto, pasti tahu)  adalah mengaktifkan indra keenam mereka. Perpaduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama, memungkinkan para Ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya, sehingga dapat mengenal orang lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin ilmu. Di dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu), teknik pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api (kajutsu), teknik hipnotis (saimonjutsu), dan teknik ilusi (genjutsu).

Pada aliran Togaku Ryu, dikenal adanya energi yang disebut Kuji Kiri. Prinsipnya, adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan mental. Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat bersifat menghancurkan. Namun, di sisi lain, jika digunakan untuk olah pikir, dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.

Ninjutsu akan sia-sia, jika Ninja tidak memiliki mental dan spiritual yang kuat. Untuk itu, Ninja harus menguasai Kuji-in, yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di telapak tangan yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol ini diambil dari praktek pada massa awal penyebaran agama Buddha. Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri, kekuatan dan mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya atau mendeteksi adanya kematian. Seorang Ninja akan diakui dan menjadi master sejati, apabila dia dapat dengan fasih menguasai simbol-simbol tersebut.

Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu :
1. Rin (memberi kekuatan tubuh)
2. Hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang)
3. Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh)
4. Sha (kemampuan menyembuhkan)
5. Kai (memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh)
6. Jin (meningkatkan kekuatan telepati)
7. Retsu (memberi kekuatan telekinetik)
8. Zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam)
9. Zen (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman)

Ninja diharuskan dapat bertahan hidup di tengah alam, karena itu mereka menjadi terlatih secara alamiah untuk mampu membedakan tumbuhan yang bisa dimakan, tumbuhan racun, dan tumbuhan obat. Mereka memiliki metode cerdik untuk mengetahui waktu dan mata angin, Ninja menggunakan bintang sebagai alat navigasi ketika menjalankan misi di malam hari. Mereka juga mahir memasang perangkap, memasak, membangun tempat berlindung, menemukan air, dan membuat api. Pakaian atau baju Ninja disebut Shinobi Shozoko, baju yang menutup tubuh mereka, kecuali telapak tangan, dan seputar mata.

Ninja Weapons

Ninja memiliki senjata dalam berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Seperti katana (pedang), Shuriken dan Hopurikonsho (senjata berbentuk bintang), Kodama (sejenis bom asap), Kusarigama (Sabit berantai), Kaginawa (jangkar bertali) untuk memanjat dinding, Ashiaro untuk membuat jejak kaki palsu agar tidak terlacak saat menjalankan misi, Metsubushi (cangkang telur yang diisi dengan pasir dan serbuk logam, biasanya juga kotoran tikus) yang berfungsi untuk membutakan lawan.

Akhir Perjalanan Panjang
Pada abad ke-17, Ninja kemudian dinyatakan terlarang oleh Shogun tokugawa, para clan ninja mulai tertutup dan tidak eksis lagi. Baru pada tahun 1950 larangan tersebut kemudian dicabut oleh pemerintah Jepang, dan pada tahun 1960-an Ninja baru dapat di dekati oleh orang luar. Kemudian televisi nasional Jepang mulai menayangkan laporan dokumentasi tentang keberadaan dan sejarah Ninja.
Salah satu aliran ninja yang memperkenalkan diri adalah aliran Togakure-ryu dengan pewaris dari generasi ke-34 yaitu Masaaki Hatsume, yang profesi sehari-harinya, adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang. Pada tahun 1978 Ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan ke Amerika oleh Stephen K. Hayes, semenjak saat itulah Ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.
Beri Kami +1 Agar Terus Semangat Menulis Untuk Anda :

Title : Story of Ninja...
Hati-Hati Jika ingin Copy-Paste (15 Blog Sudah TERHAPUS Akibat DMCA Takedown)..!
Pastikan Menyertakan Link Aktif Dofollow Dengan URL :
http://odyckdnero.blogspot.com/2012/02/story-of-ninja.html

Related Post

0komentar:

Post a Comment

*Silahkan tinggalkan komentar, saran atau kritik sesuai topik untuk kemajuan blog ini.
*Komentar anda secepat mungkin direspon, karena saya tidak selalu online.
*KOMENTAR TIDAK SOPAN, BERIKLAN, VULGAR, MELECEHKAN, SARA atau PROVOKATIF akan dianggap SPAM, dan berakhir di Tong Sampah..!!!